Rabu, 03 Oktober 2012

NYANYIAN RINDU

Kudengar senandung kumbang yang menuju taman bunga,
riang dengan penuh bahagia dan pengharapan menghisap sarimadunya.
Berterbangan diantara angin segar pagi yang maih berembun.

Bunga yang tersenyum telah menebar aromanya kesegenap sudut taman,
dan melewati ilalang hingga mengundang kumbang-kumbang berdatangan.

Satu satu kumbang mengelilingi bunga tanpa rasa resah,
terpesona kecantikannya.
Berharap dapat menyunting dikau bunga pujaan.

Aku terdiam...
menahan rasa pedih
karna bunga itu tak hanya menebar aromanya kepada diriku saja.
Aku terlempar penuh kecewa!

Tinggallah kini kudengar nyanyian bunga yang menyakitkan hati.
Aku terluka !

Nyanyian Bunga yang tebawa angin, menambah aroma kepedihan pada diriku........


jatinegara kaum | 3/10-2012 ***

PUISI RINDU UNTUK ERNA

Gerimis yang turun disenja tadi telah menyisakan sbuah rasa,
rasa yang selama ini begitu menghimpit jiwa
dan begitu menyiksa hari-hari yang berlalu penuh kegalauan.

Rinai hujan tadi telah menggenangi relung-relung hati,
hingga diri terlelap dalam kerinduan yang mengigilkan seluruh sum-sum tulang-belulangku.

Aku kedinginan setelah rinai hujan membasahi jiwa ini, dan senja ini benar-benar aku tak berdaya oleh rasa rindu kepadamu, Anak Manis.

Tak pernah kutahu tentang rasa rindu dihatimu...

Tak pernah kutahu tentang rasa cinta direlung kalbumu...

Tak pernah kutahu tentang rasa sayang pada dirimu....

Aku hanyalah dapat mendengar suara
melihat tulisan
merasakan getar,
namun tak pernah kutahu tentang perasaanmu kepada diriku.

Aku bagai awan melayang tanpa arah,
bagai bunga rumput terbawa angin,
bagai ilalang mengering,
bagai bunga perdu diantara belukar,
bagai ranting ranggas,
bagai sebatang pohon yang mengeropos.....

Aku adalah lelaki yang mencintaimu dngan sisa-sisa cinta dan hidup yang mulai rapuh.
****

PUISI RINDU UNTUK ERNA

Gerimis yang turun disenja tadi telah menyisakan sbuah rasa,
rasa yang selama ini begitu menghimpit jiwa
dan begitu menyiksa hari-hari yang berlalu penuh kegalauan.

Rinai hujan tadi telah menggenangi relung-relung hati,
hingga diri terlelap dalam kerinduan yang mengigilkan seluruh sum-sum tulang-belulangku.

Aku kedinginan setelah rinai hujan membasahi jiwa ini, dan senja ini benar-benar aku tak berdaya oleh rasa rindu kepadamu, Anak Manis.

Tak pernah kutahu tentang rasa rindu dihatimu...

Tak pernah kutahu tentang rasa cinta direlung kalbumu...

Tak pernah kutahu tentang rasa sayang pada dirimu....

Aku hanyalah dapat mendengar suara
melihat tulisan
merasakan getar,
namun tak pernah kutahu tentang perasaanmu kepada diriku.

Aku bagai awan melayang tanpa arah,
bagai bunga rumput terbawa angin,
bagai ilalang mengering,
bagai bunga perdu diantara belukar,
bagai ranting ranggas,
bagai sebatang pohon yang mengeropos.....

Aku adalah lelaki yang mencintaimu dngan sisa-sisa cinta dan hidup yang mulai rapuh.
****

PUISI RINDU UNTUK ERNA

Gerimis yang turun disenja tadi telah menyisakan sbuah rasa,
rasa yang selama ini begitu menghimpit jiwa
dan begitu menyiksa hari-hari yang berlalu penuh kegalauan.

Rinai hujan tadi telah menggenangi relung-relung hati,
hingga diri terlelap dalam kerinduan yang mengigilkan seluruh sum-sum tulang-belulangku.

Aku kedinginan setelah rinai hujan membasahi jiwa ini, dan senja ini benar-benar aku tak berdaya oleh rasa rindu kepadamu, Anak Manis.

Tak pernah kutahu tentang rasa rindu dihatimu...

Tak pernah kutahu tentang rasa cinta direlung kalbumu...

Tak pernah kutahu tentang rasa sayang pada dirimu....

Aku hanyalah dapat mendengar suara
melihat tulisan
merasakan getar,
namun tak pernah kutahu tentang perasaanmu kepada diriku.

Aku bagai awan melayang tanpa arah,
bagai bunga rumput terbawa angin,
bagai ilalang mengering,
bagai bunga perdu diantara belukar,
bagai ranting ranggas,
bagai sebatang pohon yang mengeropos.....

Aku adalah lelaki yang mencintaimu dngan sisa-sisa cinta dan hidup yang mulai rapuh.
****