Rabu, 03 Oktober 2012

PUISI RINDU UNTUK ERNA

Gerimis yang turun disenja tadi telah menyisakan sbuah rasa,
rasa yang selama ini begitu menghimpit jiwa
dan begitu menyiksa hari-hari yang berlalu penuh kegalauan.

Rinai hujan tadi telah menggenangi relung-relung hati,
hingga diri terlelap dalam kerinduan yang mengigilkan seluruh sum-sum tulang-belulangku.

Aku kedinginan setelah rinai hujan membasahi jiwa ini, dan senja ini benar-benar aku tak berdaya oleh rasa rindu kepadamu, Anak Manis.

Tak pernah kutahu tentang rasa rindu dihatimu...

Tak pernah kutahu tentang rasa cinta direlung kalbumu...

Tak pernah kutahu tentang rasa sayang pada dirimu....

Aku hanyalah dapat mendengar suara
melihat tulisan
merasakan getar,
namun tak pernah kutahu tentang perasaanmu kepada diriku.

Aku bagai awan melayang tanpa arah,
bagai bunga rumput terbawa angin,
bagai ilalang mengering,
bagai bunga perdu diantara belukar,
bagai ranting ranggas,
bagai sebatang pohon yang mengeropos.....

Aku adalah lelaki yang mencintaimu dngan sisa-sisa cinta dan hidup yang mulai rapuh.
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar